Showing posts with label SEJARAH. Show all posts
Showing posts with label SEJARAH. Show all posts

Thursday, June 16, 2016

Kisah Ajaib TerpilihnyA Umar bin Abdul Aziz Sebagai Khalifah

Kisah Ajaib TerpilihnyA Umar bin Abdul Aziz Sebagai Khalifah

Orang besar, hebat, luar biasa, ahli ilmu seperti Umar bin Abdul Aziz tidak mungkin meminta jabatan khalifah untuk dirinya. Ia tentu ingat pesan Rasulullah kepada ummatnya untuk tidak meminta jabatan atau tidak memberikan jabatan kepada orang yang memintanya.

Hal inilah yang dilihat dengan jelas oleh Raja' bin Haiwah, seorang ahli fiqih, ulama' besar saat itu. Raja' menilai bahwa Umar ini memiliki kompetensi dan persyaratan yang mumpuni untuk memimpin ummat. Tapi raja' juga memahami bahwa Umar tidak mungkin meminta jabatan ini. Ia melihat bahwa orang seperti Umar itu harus dimunculkan ke permukaan. Baru kemudian setelah muncul diberikan dukungan yang kuat.

Jasa terbesar Raja' bin Haiwah dalam sejarah peradaban Islam adalah, keberhasilannya dalam membujuk Sulaiman bin Abdul Malik untuk mewasiatkan tampuk kekhilafahan kepada Umar bin Abdul Aziz saat dirinya sedang sakit keras. Usulan itu disepakati oleh Sulaiman dan akhirnya tampil-lah Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah yang fenomenal.

Ibnu Sirin berkata, "Semoga Allah merahmati Sulaiman. Ia mengawali kepemimpinannya den-gan menghidupkan kembali shalat tepat pada waktunya dan mengakhiri kepemimpinannya dengan mengangkat Umar bin Abdul Aziz sebagai penggantinya. Ia meninggal pada tahun 99 H. umar bin Abdul Aziz ikut hadir menshalatkannya. Dan di cincinnya tertulis, "Aku beriman pada Allah dengan ikhlas."

Banyak riwayat yang menceritakan tentang perjalanan bagaimana Sulaiman memilih Umar untuk menggantikannya. Diantara riwayat yang adalah riwayat Ibnu Sa'dSuhail bin Abi Suhail.

Hari itu adalah hari jum'at. Sulaiman bin Abdul Malik memakai pakaian berwarna hijau yang terbuat dari sutera. Lalu ia bercermin dan berkata, "Demi Allah, aku adalah raja muda." Kemudian ia keluar ke masjid untuk memimpin shalat Jum'at.

Saat pulang ia merasakan badannya panas tinggi. Setelah merasa berat, iapun segera menulis surat. Didalamnya ia mewasiatkan kepada Ayub, salah seorang puteranya yang masih kecil, belum baligh, untuk menjadi khalifah setelahnya.

Mengetahui hal itu, Raja' pun segera bertanya, "Apa yang kamu perbuat wahai Amirul Muk-minin? Sesungguhnya diantara yang akan menjaga seorng khalifah di kuburnya adalah hendaklah ia memilih pengganti orang yang shalih.

"Aku sudah mempertimbangkannya." jawab Sulaiman. Setelah berlalu satu atau dua hari akhirnya surat wasiat itu dibakar. Lalu Sulaiman memanggil Raja' bin Haiwah.

"Bagaimana menurutmu dengan puteraku, Daud bin Sulaiman?" paparnya.
"Ia sedang di Konstantinopel. Sedang engkau tidak tahu, apakah dia masih hidup atau sudah mati."
"Menurutmu siapa, Raja'?"
"Aku ikut pendapatmu, wahai Amirul Mukminin." jawab Raja' merendah.
"Aku hanya ingin tahu saja siapa menurutmu."
"Bagaimana kalau Umar bin Abdul Aziz?"
"Sungguh aku sangat mengenalnya sebagai orang mulia dan pilihan. Tapi jika aku memilihnya, dan aku tidak memilih salah satu dari keturunan Abdul Malik, sungguh akan terjadi fitnah. Mereka tidak akan diam begitu saja. Kecuali jika aku menjadikan salah satu dari mereka khalifah setelahnya. Mungkin Yazid bin Abdul Malik? Yazid bin Abdul Malik bisa aku jadikan khalifah setelahnya nanti. Bagaimana?"
"Setuju."
Kemudian Abdul Malik menulis;
Bismillahirrahmanirrahim
Ini adalah surat dari Abdullah Sulaiman Amirul Mukminin untuk Umar bin Abdul Aziz. Sesungguhnya aku mengangkatmu sebagai khalifah setelahku. Dan setelah itu adalah Yazid bin Abdul malik. Maka dengarkanlah ia dan taatlah kalian kepadanya. Bertakwalah kalian pada Allah dan jangan bercerai berai.

Setelah itu surat wasiat itu distempel. Kemudian Sulaiman mengirimkan perintah kepada Ka'ab bin Hamid, salah seorang kepala penjaga, untuk mengumpulkan anggota keluarga. Setelah semuanya berkumpul, Sulaiman berkata kepada Raja', "Bawalah surat wasiat ini kepada mereka. Kabarkan pada mereka bahwa ini adalah surat wasiat dariku. Suruhlah mereka untuk membaiat orang yang namanya kutulis didalamnya."
Raja' melakukan perintah Sulaiman. Setelah menengar penjelasan dari raja', mereka berkata, "Kami mendengar dan kami mentaati siapa yang namanya ditulis di dalamnya. Sekarang kami ingin bertemu dengan Sulaiman."

Merekapun masuk menemui Sulaiman. Kemudian Sulaiman berkata, "Surat itu adalah wasiatku. Dengarkanlah kalian, ta'atilahdan bai'atlah orang yang namanya kutulis disana."

Setelah semuanya pergi, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz datang menemui Raja'. "Wahai Abul Miqdam, sesungguhnya Sulaiman mencintaiku dan menghormatiku. Ia juga baik dan lemah lembut padaku. Aku takut jika dia melibatkanku dalam urusan ini. Maka atas nama Allah, penghormatanku dan kasih sayangku, aku memintamu untuk mengabariku. Jika memang memang itu benar, maka aku akan mengundurkan diri mulai sekarang, sebelum datang keadaan yang mana aku tak mampu lagi untuk mengundurkan diri."
"Demi Allah, satu huruf pun tak akan kuberitahu." jawab Raja'. Umar pun pergi dalam keadaan marah. Setelah itu datanglah Hisyam bin Abdul Malik menemuiku.

"Wahai Raja', sungguh aku menghormatimu dan mencintaimu sejak dulu. Beritahukan kepadaku, apakah wasiat itu untukku? Jika untukku maka aku telah mengetahui. Tapi jika bukan maka aku akan angkat bicara. Tidak ada yang lebih pantas dariku. Beritahu aku, semoga Allah mem-berimu pahala dan aku tidak akan menyebut namamu selamanya." kata Hisyam bin Abdul Malik.

"Demi Allah, satu huruf pun tak akan kuberitahu." jawab Raja'. Hisyam beranjak pergi setelah memukulkan kedua tangannya dalam keadaan marah sambil berkata, "Akankah keluar dari ketu-runan Abdul Malik!"
Kemudian Raja' masuk menemui Sulaiman. Ternyata ia sudah meninggal. Lalu Raja' menye-limutinya dengan kain hijau dan menutup pintu kamar. Lalu datanglah utusan istrinya hendak meli-hatnya. Setelah bertanya tentang keadaannya, Raja' menjawab, "Ia telah tidur dan memakai selimut."

Raja' menunjuk salah seorang kepercayaannya untuk berdiri di depan pintu, menjaga agar jangan samapi ada siapapun yang masuk. Kemudian Raja' menyuruh Ka'ab bin Hamid al-Ansi untuk mengumpulkan seluruh anggota keluarga kerajaan. Merekapun berkumpul di Masjid Dabiq.
"Lakukanlah bai'at" pinta Raja' pada mereka.
"Kami sudah membai'at. Apakah harus dua kali melakukannya?!' jawab mereka.
"Ini adalah perintah Amirul Mukminin. Lakukanlah baiat kepada nama yang tertulis di dalam surat ini sesuai perintahnya."
Merekapun akhirnya melakukan bai'at untuk yang kedua kalinya satu-persatu. Setelah selesai Raja' berkata, "Bangkitlah kalian. Sesungguhnya khalifah telah meninggal."
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un." sahut mereka.

Lalu Raja' membacakan surat wasiat itu. Ketika sampai pada nama Umar bin Abdul Aziz, tiba-tiba Hisyam berteriak, "Kami tak akan membai'atnya selamanya!!"
"Demi Allah, aku akan penggal lehermu! Berdiri dan berbai'atlah!" sahut Raja'.

Hisyampun berjalan dengan berat. Raja' berjalan mendekati Umar dan mendudukkannya di atas mimbar. Berkali-kali Umar melafadhkan kalimat istirja' karena wasiat itu diamanahkan un-tuknya. Sedang Hisyam melafadhkan istirja' karena merasa bersalah.

Setelah sampai di dekat Umar, Hisyam berkata, "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Urusan ini jatuh kepadamu, bukan pada keturunan Abdul Malik."

Umar bin Abdul Aziz menjawab, "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Urusan ini jatuh padaku padahal aku membencinya." 1

Saturday, April 9, 2016

Umar Bin Abdul Aziz dalam Kenangan Raja Romawi dan Para Komandan Pasukan


Umar bin Abdul Aziz pernah mengutus serombongan utusan ke raja Romawi untuk sebuah urusan kemashlahatan ummat Islam, serta kebenaran yang hendak ia sampaikan kepadanya. Ketika para utusan masuk kedalam istana, ada seorang penerjemah sudah berada disana. Raja Romawi duduk diatas singgasananya. Mahkota bertengger mewah dikepalanya. Sedang disamping kiri dan kanannya ada beberapa pengawal. Orang-orang beruntut didepannya sesuai dengan jabatan mereka. Setelah maksud kedatangan disampaikan kepadanya, ia menanggapi dengan ramah dan menjawab dengan baik. Kemudian mereka meninggalkan ruangan pertemuan hari itu.

Keesokan harinya, datanglah seorang utusan raja menemui para utusan Umar bin Abdul Aziz, meminta mereka untuk hadir di tempat pertemuan kemarin. Ketika mereka memasuki ruangan, mereka melihat posisi raja berubah tak seperti kemarin. Ia turun dari singgasananya. Mahkota mewah dilepas dari kepalanya. Raut wajah dan bahasa tubuhnya sangat berbeda dengan kemarin. Seolah-olah ada musibah besar yang menimpanya.

"Tahukah kalian, kenapa aku memanggil kalian kesini?" tanya raja Romawi kepada para utusan Umar bin Abdul Aziz.
"Tidak tahu." jawab mereka.
"Sesungguhnya salah seorang dutaku di Arab telah mengirimkan surat yang mengabarkan bahwa, raja Arab yang shalih telah meninggal."
Para utusan Umar itupun tak kuasa membendung air matanya ketika mendapat berita, ternyata Umar yang mengutus mereka telah meninggal.
"Untuk apa kalian menangis? Untuk agama kalian atau untuknya?" tanya Raja Romawi.
"Kami menangisi diri kami, agama kami dan juga menangisinya." jawab para utusan Umar bin
Abdul Aziz.

Raja Romawi berkata, "Janganlah kalian menangisinya. Tangisilah diri kalian. Sungguh ia telah meninggalkan kebaikan. Ia khawatir meninggalkan ketaatan pada Allah, karena itulah Allah tidak mengumpulkan dalam dirinya ketakutan pada dunia dan ketakutan pada-Nya. Telah sampai kepadaku kabar tentang keshalihannya, keutamaannya dan kejujurannya. Sungguh aku menyangka, kalau ada orang yang bisa menghidupkan orang mati setelah Isa, maka orang itu adalah Umar.

Berita-berita tentangnya pun telah kuketahui, dengan teran-terangan maupun tidak. Maka aku tidak mendapati urusan hubungannya dengan Tuhannya kecuali satu hal, yaitu dalam kesendirian ia lebih meningkatkan ketaatannya pada Tuhannya. Aku tidak kagum pada para pendeta yang mereka meninggalkan dunia untuk menyembah Tuhannya di dalam ruang ibadahnya. Namun aku lebih mengagumi Umar yang mana dunia telah jelas ia miliki namun ia tetap tidak tergiur padanya, sehingga seperti seorang pendeta. Sungguh, orang baik itu tidak banyak seperti banyaknya orang tidak baik."

Friday, April 8, 2016

Pembunuh Pertama Dalam Sejarah Peradaban Manusia


Dari Ibnu Abbas dan ulama lainnya, bahwa Adam hendak menikahkan setiap anak laki-laki dengan saudara kembar perempuannya. Habil hendak menikah dengan saudara perempuan kembar Qabil, yang kebetulan berparas sangat cantik, sedangkan Qabil menikah dengan saudara perempuan kembar Habil yang kebetulan berparas biasa-biasa saja. Namun Qabil hendak berlaku egois terhadap saudaranya dan hendak menikahi saudara perempuan kembarnya. Ia pun meminta kepada ayahnya, Adam Alaihissalam, agar menikahkan dirinya dengan saudara kembarnya, tetapi Adam Alaihissalam tidak bersedia.

Adam Alaihissalam lalu memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan Kurban. Habil mempersembahkan anak kambing yang sangat gemuk karena dia adalah pemilik kambing, sedangkan Qabil
mempersembahkan seonggok hasil pertaniannya yang paling buruk.

Kemudian datanglah api dan memakan Kurban Habil dan meninggalkan Kurban Qabil. Qabil pun marah dan berkata, "Sungguh, aku akan membunuhmu sehingga engkau tidak dapat menikahi saudara perempuanku." Habil lalu berkata, " Sesungguhnya Allah hanya menerima (Kurban) dari orang-orang yang bertakwa." (Qs. Al MaaMdah [5]: 27)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan ulama lainnya, "Suatu keberkahan dari Allah karena sesungguhnya orang yang terbunuh adalah orang kuat dari dua orang. Akan tetapi, ia merasa tidak baik untuk menggerakkan
tangannya guna membunuh orang lain."

Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah Qabil membunuh Habil, jasad Habil ia bawa di atas punggung. Hingga akhirnya Allah mengutus dua ekor burung gagak. Keduanya bertarung hingga salah satu dari keduanya membunuh yang lain. Burung yang membunuh itu lalu menatap ke bumi untuk membuat lubang, guna menguburkan lawannya yang telah mati. Ketika Qabil melihat perbuatan burung gagak itu, ia berkata, "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?"

Qabil lalu melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh burung gagak, kemudian menguburkan mayit saudaranya.

(Bidayah Wan Nihayah)

Sunday, April 3, 2016

INILAH PELOPOR PASUKAN KAVELERI BERKUDA PERTAMA DALAM SEJARAH MODERN


Nama lengkapnya al-Miqdad bin Amru bin Tsa’labah bin Malik bin Rabi’ah bin Tsumamah bin Mathrud bin Amru bin Sa’ad bin Dahir al-Bahrany al-Kindy. Nama panggilannya Abu Amru. Dikenal dengan nama al-Miqdad bin al-Aswady atau al-Miqdad bin Amru. Lahir pada tahun 37 Hijriah. Istrinya Dhiba’ah bin az-Zubair bin Abdul Mutholib, putri paman Rasulullah.

Ibn al-Kalby bercerita,” Amru bin Tsa’labah (ayahnya) suatu hari terjadi pertempuran di kaumnya yang mengakibatkan dirinya terluka. Akhirnya beliau pergi ke Hadr Maut. Di sana beliau bergabung dengan kabilah Kindah. Setelah beberapa lama digelari al-Kindy. Setelah itu menikah dengan wanita di sana. Dari pernikahannya lahirlah anak pertama dinamai al-Miqdad. Pada waktu al-Miqdad tumbuh dewasa, terjadi pertikian antara dirinya dengan Abu Syamr bin Abdu Yaghus. Dipukulnya kaki Abu Syamr dengan pedang. Setelah itu melarikan diri ke Mekkah.” Satu pendapat mengatakan nama beliau al-Miqdad al-Aswady karena beliau diasuh dan dibesarkan di oleh al-Aswad bin Abdu Yaghus az-Zuhry. Pendapat lain karena beliau mempunya budak berkulit hitam. Pendapat lain karena beliau terluka parah kemudian lari ke Makkah. Di sana beliau bergabung dengan bani al-Aswad.
Beliau termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam. Bahkan sebagimana diceritakan oleh Ibn Mas’ud beliau termasuk tujuh orang pertama yang masuk Islam; Rasulullah, Abu Bakar, Ammar dan ibunya Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan al-Miqdad.
Dari Ikrimah binti al-Miqdad diceritakan bahwa ayahnya tinggi badannya, perutnya tidak terlalu besar, rambutnya agak tebal, wajahnya bagus, tidak gemuk dan kurus.
Pada waktu Rasulullah perintahkan umat Islam untuk berhijrah ke Habsyah (Ethopia), beliau ikut berhijrah bersama yang lain. Setelah itu beliau pulang ke Mekkah. Tapi beliau tidak ikut berhijrah ke Madinah. Beliau lah orang pertama yang berperang dengan menunggan kuda. beliau termasuk tiga tentara berkuda Islam setelah az-Zubair dan Murtsid. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah perintahkan aku untuk mencintai empat sahabat. Dan aku diberitahu bahwa Allah mencinta mereka; Ali, al-Miqdad, Abu Dzar dan Salman.”
Ikut dalam perang Badr dan semua peperangan setelahnya. Pada waktu perang Badr beliau menjadi tentara berkuda. Sebelum perang dimulai, beliau ikut bicara di depan majlis umat Islam setelah Abu Bakar dan Umar. Dalam ucapannya yang terkenal itu disebutkan, “Wahai Rasulullah, laksanakan sebab saya melihat… kami akan bersamamu (membantu). Demi Allah, kami tidak mungkin mengatakan seperti apa yang dikatakan bani Israel kepada Musa a.s. “Pergilah kamu dan tuhanmu kemudian berperanglah, kami di sini duduk-duduk saja.(QS.al-Maidah;24), tapi kami mengatakan ‘pergilah kamu dan Tuhanmu kemudian berperanglah niscaya kami ikut berperang. …

Diantara tindakan dan perbuatan yang ditakuti adalah berbuat dzalim kepada orang. Untuk itu beliau tidak segan-segan bertanya langsung kepada Rasulullah mengenai hal-hal dirasa kurang mengenak dihati. “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika berjumpa orang kafir kemudian tiba-tiba dia menyerangku. Dia pukul salah satu tanganku dengan pedang hingga putus. Setelah itu dia mencari perlindungan di pohon sambil berkata,”Saya berislam karena Allah SWT”, apakah saya bunuh orang itu wahai Rasulullah setelah dirinya mengucapkan kata itu?” tanya beliau. Rasulullah menjawab, “Jangan bunuh dia.” Beliau berkata, “Wahai Rasulullah dia telah memotong tangganku dan dia mengucapkan kata itu setelah tanganku dipotong. Apakah saya bunuh dia?” Rasulullah berkata, “Jangan bunuh dia, sekiranya kamu bunuh dia maka itu berarti dia kedudukannya sama denganmu sebelum kamu bunuh dia. Dan kedudukanmu sama dengan dia sebelum dia mengucapkan kata-kata itu.”(HR.Bukhori)

Tidak hanya itu, beliau juga sangat takut jika diberi kekuasaan tidak dapat melaksanakan dengan baik dan meremehkannya. Sebab kekuasaan itu adalah amanah. Beliau berkata, “Suatu ketika Rasulullah menyuruhku suatu pekerjaan. Pada waktu saya pulang dari tugas itu, Rasulullah bertanya, “Gimana dengan tugas yang dibebankan kepadamu?” saya jawab, “Wahai Rasulullah! Saya tidak mengira bahwa manusia, secara kesuluruhannya, adalah pelayanku. Demi Allah saya tidak akan meremehkan tugas itu selama saya masih hidup.”(HR.Hakim)

Dari Abdurahman bin Jubair bin Nufir dari ayahnya berkata, “Suatu hari kami duduk di samping al-Miqdad, tiba-tiba seseorang lewat. Orang itu berkata, “Alangkah senang dan bahagianya dua mata ini (al-Miqdad) dapat melihat Rasulullah. Demi Allah, niscaya kami ingin sekali berjumpa seperti yang dia jumpai.Kemudian saya mendengar kepada ucapannya. Saya pun merasa terkesima sebab apa yang diucapkan adalah kebaikan hingga saya ambil darinya.” Mendengar ucapan itu, al-Miqdad berkata, “Apa yang membuat kalian untuk berangan-angan sesuatu yang telah Allah wafatkan untuk diwujudkan kembali. Dia tidak tahu sekirany dia hidup ketika apakah dia berbuat yang sepatutnya. Demi Allah, banyak kaum yang hidup sezaman dengan Rasulullah tapi mereka dimasukkan ke neraka jahanam oleh Allah karena tidak menerima dan percaya ajarannya. Kenapa kalian tidak memuji Allah sebab telah dihindarkan dari siksa dan azab sepert mereka. Bahwkan Allah telah beri kemuduhan pada kalian untuk mengenal Allah dan ajarannya dengan mudah. “(Abu Na’im, al-hillyah 1/175-1716)

Dari kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa kita perlu banyak bersyukur atas nikmat Islam yang diberikan Allah kepada kita tanpa kesusuhan yang kita hadapi. Dan juga tanpa banyak siksaan dari orang-orang yang tidak hendak menghalangi ajaran Islam. Mestinya keinginan dan cita-cita mati tetap berpegang pada ajaran Islam.

Dari Karimahh binti al-Miqdad bercerita bahwa al-Miqdad pernah berwasiat kepada Hasan dan Husain untuk diberi tiga ribu dirham dan untuk tiap istri-istri Rasulullah tujuh ribu dirham.

Selama berjuang menyebarkan ajaran Islam bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 48 hadits. Pada tahun 33 Hijriah beliau wafat di dekat kota Madinah dan dikuburkan di sana.

Friday, December 18, 2015

Misteri Al Quaran milik Thomas Jefferson, pencetus Deklarasi Kemerdekaan AS.

Misteri Al Quaran milik Thomas Jefferson

Ada benang merah antara sejarah kemerdekaan Amerika Serikat dengan Islam: salah satunya dibuktikan melalui Thomas Jefferson dan Alquran miliknya.

Fakta tersebut menyeruak pada 2006 lalu. Kala itu, Keith Ellison terpilih sebagai anggota Kongres AS dari negara bagian Minnesota.

Politisi Partai Demokrat itu menjadi muslim pertama yang bergabung dalam lembaga legislatif tersebut.

Saat pengambilan sumpah, ia menggunakan Alquran dari perpustakaan Thomas Jefferson — pencetus Deklarasi Kemerdekaan AS.

Keith Ellison menjadi anggota Kongres AS yang disumpah dengan Alquran, salinan kitab suci milik Thomas Jefferson (Asiatribune)

Keputusannya itu jadi kontroversi. Dan, orang-orang pun bertanya-tanya, bagaimana bisa Bapak Pendiri AS itu punya salinan Alquran?

Ketika kabar tersebut sampai ke telinga seorang penulis buku, Denise Spellberg, ingatannya yang lama terkubur, menyeruak.

“Aku sudah lama tahu bahwa Jefferson punya Alquran, namun perhatian media terarah pada anggota Kongres yang menggunakannya dalam pengambilan sumpah. Aku tak mengira Alquran itu selamat,” kata dia, seperti dikutip dari situs 15 Minutes History yang dikelola The University of Texas, Austin.

Sebagian besar buku-buku dan dokumen milik Thomas Jefferson hancur saat Inggris membakar Capitol and the Library of Congress pada 1814.

Dalam bukunya ‘Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the Founders’, Spellberg menggambarkan bagaimana Alquran diduga kuat mempengaruhi ide-ide Presiden ke-3 AS tentang pluralitas dan kebebasan beragama.

Thomas Jefferson adalah seorang pencinta buku. “Ia memesan salinan Alquran pada tahun 1765, 11 tahun sebelum ia menuliskan Deklarasi Kemerdekaan,” kata Spellberg, seperti Liputan6.com kutip dari artikel ‘The Surprising Story Of ‘Thomas Jefferson’s Qur’an’ yang dimuat di situs NPR pada 13 Oktober 2013.

Spellberg menambahkan, saat ini orang cemas dan curiga dengan ajaran Islam, “kebanyakan karena orang-orang belum memahami Islam dengan baik.”

Pun pada masa itu di Amerika dan Eropa. Citra Islam pada Abad ke-18 justru diwakili para perompak.

“Namun Jefferson merasa ingin tahu tentang agama tersebut (Islam) dan aturannya, itu mengapa ia membeli Alquran.”

Keputusannya membeli Alquran mungkin juga dilatarbelakangi bidang studinya. Kala itu Jefferson belajar ilmu hukum di College of William and Mary.

Ia membeli salinan terjemahan Alquran yang ditulis George Sale di sebuah toko buku di Duke of Gloucester Street, London dan mengirimkannya ke Virginia.

Buku itu adalah terjemahan Alquran terbaik ke Bahasa Inggris pada masanya.

Desakan Amerika Serikat menjadi negara yang hanya mengakui satu agama: Kristen Protestan, menyeruak kala itu.

Bahkan, Katolik — yang dianggap mengakui kekuatan asing lewat Paus dan Vatikan dianggap ‘orang luar’. Apalagi umat Islam dan Yahudi.

Dan, pada 1788, saat negara-negara bagian akan meratifikasi Konstitusi, masalah identifikasi non-Kristen adalah bagian dari perdebatan.

Namun, seperti dikutip dari situs Oxford Islamic Studies, ada kesamaan antara pernyataan merdeka AS dengan Piagam Madinah.

Bahkan Amandemen Pertama Konstitusi AS menjamin kebebasan beragama.
Misteri Al Quaran milik Thomas Jefferson
Salah satu isi Piagam Madinah adalah terkait pluralitas dan persatuan melawan ancaman dari luar, juga perlindungan bagi kaum minoritas.

Tak diketahui pasti apakah Jefferson familiar dengan Piagam Madinah yang disusun oleh Nabi Muhammad pada tahun 622 Masehi.

Diduga kuat pemikirannya dipengaruhi terjemahan ayat-ayat Alquran tentang pluralisme. Salah satunya, Surat Al Baqarah ayat 62.

Dan bagi Jefferson dan pendiri AS lainnya, meski hanya minoritas, menyertakan muslim berarti membuka pintu bagi semua umat beragama: pemeluk Yahudi, Katolik, dan lainnya. “Jika muslim dikesampingkan, itu berarti tak ada prinsip-prinsip universalitas bagi semua pemeluk agama di AS.”

Jefferson, George Washington, dan para pendiri AS yang memproyeksikan populasi AS di masa depan, ironisnya, tak mengetahui bahwa kala itu sudah ada pemeluk Islam di AS. Mereka adalah para budak, yang dibawa dari Afrika barat dengan paksa.

Apapun, pada 9 Desember 1805, Thomas Jefferson menjadi tuan rumah acara buka puasa bersama (iftar) di AS, yang digelar di Gedung Putih.

Acara tersebut tak direncanakan sebelumnya. Kala itu, ia menerima utusan dari pemerintah Tunisia. Mengetahui tamunya sedang berpuasa, Jefferson memundurkan pertemuan dan acara makan bersama hingga waktu Matahari terbenam.

Sejauh mana pengaruh Alquran pada diri Thomas Jefferson tak pernah diketahui secara pasti. Namun yang jelas, pengetahuannya tentang Islam, dan agama lainnya, didukung pendidikan yang didapat dari College of William and Mary, dan dipengaruhi pemikiran Abad Pencerahan (Enlightenment) mempengaruhinya dalam penyusunan nilai-nilai hakiki yang dianut dan dibanggakan Amerika Serikat saat ini.


Sumber: Terselubung.In

Kisah Paling Ajaib diKota Madinah pada tahun 654H

Kisah Paling Ajaib diKota Madinah

Imam Nawawi menulis dalam kitabnya,Syarh Shahih Muslim,"Pada zaman kami,muncul api di Madinah pada tahun 654H.Api itu besar sekali dan muncul dari arah timur Madinah di belakang Herat."

"Peristiwa Aneh ini diketahui secara mutawatir oleh penduduk Syam dan semua daerah.Penduduk Madinah yang menyaksikan hal ini memberitakannya kepadaku."

Menurut saksi,api itu adalah ledakan dari gunung berapi yang sangat hebat dan disusuli pula oleh gempa bumi.Kejadian ini adalah bukti bahawa peristiwa itu sesuai dengan sebuah hadis Nabi S.A.W.yang telah menyebutkannya sebelum peristiwa itu.

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahawa Nabi S.A.W.bersabda,"Kiamat tidak akan berlaku sehingga muncul api dari tanah Hijaz yang menerangi punuk-punuk unta di Basrah."(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).

Basrah adalah sebuah kota yang terkenal di daerah Syam.Basrah adalah kota Hauran yang jaraknya tiga marhalah dari Damsyik.

Ketika peristiwa ini berlaku,api dari Hijaz itu benar-benar telah menerangi punuk-punuk unta di Basrah bahkan para pelajar yang berada jauh dari Basrah dapat membaca kitab mereka dengan bantuan cahaya tersebut.

Al-Maqdisi mencatakan peristiwa kelam-kabut yang mengerunkan itu sebagaimana dituturkan oleh Abu Syamah,saksi yang melihat kemunculan api tersebut.

Pada malam itu mereka berada di rumah.Tiba-tiba suasana menjadi terang-benderang seolah-olah setiap rumah memasang pelita.

Tidak terasa panas walaupun api begitu besar.Ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Azza Wa Jalla.Pada malam Rabu,3 Jamadilakhir 654H di Madinah,kedengaran bunyi yang mengemparkan.Kemudian terjadi gempa bumi yang mengegarkan tanah,dinding,atap dan pintu sehingga ke Hari Jumaat.

"Kemudian muncul api besar di Harrah dekat Quraizah.Kami dapat melihat cahaya itu dari rumah seakan-akan api tersebut begitu dekat kerana terlalu terang-benderang.Api itu sangat besar dan lidah apinya lebih besar dari 3 menara.Ia menjalar ke wadi Syahza dan menghentikan aliran air Syahza."

"Demi Allah,kami telah bertanya kepada sekumpulan orang yang menyaksikannya.Tiba-tiba gunung menjadi lautan api sehingga menutupi Herat yang merupakan jalan bagi orang-orang Iraq pergi haji.Api itu terus marak hingga ke Herat dan berhenti di situ.Kami sedar bahawa api itu sudah begitu hampir dengan kami.Lalu api itu menjalar ke arah timur pula."

"Dari tengah-tengahnya,keluar bukit-bukit api yang melahap batu-batan.Ini merupakan contoh dari apa yang diwahyukan Allah dalam kitabNya:"Sesungguhnya mereka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana laksana iringan unta yang kuning."(Surah Al-Mursalat:32-33).

Laluan api telah berubah dan kembali mengila di Quraizah.Kami dapat melihatnya pada malam hari dari Madinah bagaikan unggun api para jemaah haji,"begitu keterangan Al-Maqdisi sebagaimana yang dituturkan oleh Abu Syamah.

Api marak menyala sebesar gunung itu memang menggerunkan penduduk Madinah.Abu Syamah juga menceritakan bagaimana api yang besar itu muncul di sebelah timur Madinah.Ia mengegarkan bumi dan menjalar hingga ke Bukit Uhud dan berhenti di situ.

Malam ketika petaka dahsyat itu berlaku,penduduk Madinah seakan-akan terdengar bunyi petir selama 2 hari berturut-turut.Masuk hari ke-3,terjadi gempa bumi.Mereka menyaksikan kejadian ngeri itu di Madinah.

"Kami dapat menyaksikan bunga api sebesar dan setinggi istana sebagaimana yang digambarkan Allah.Api itu berada di suatu tempat bernama Ajilain."

"Dari api itu juga muncullah oasis api berbatu-batu panjangnya.Api itu menjalar dan marak di permukaan bumi sehingga batu-batan meleleh cair.Setelah beku,batu itu berwarna hitam,"begitulah yang dituturkan oleh Abu Syamah.Padang pasir dan gunung-ganang dijilat api,banyak orang meninggalkan maksiat dan kembali mendekati Allah S.W.T.

Amir Madinah mula membasmi kezaliman yang biasa dilakukan rakyat.Peristiwa ngeri itu benar-benar telah mengubah cara hidup mereka.Mereka telah bertaubat sehingga tidak terdengar paluan rebana,gendang atau majlis minum-minum.Pada malam kejadian itu,ramai yang berhimpun di Masjid Nabawi berhampiran makam Nabi S.A.W.

Ketika gempa bumi berlaku,mimbar masjid bergoncang.Bunyi besi bergeser kedengaran.Lampu-lampu yang tergantung bergoyang.Bunyi gempa bagai halilintar yang menggelagar.Semua berkumpul di ruangan makam Nabi S.A.W.dan bertaubat pada malam Jumaat.Api yang bergemuruh itu tidak jauh rasanya dari Masjid Nabawi.Kejadian api menyala di kawasan padang pasir dan diselangi dengan gempa bumi itu adalah peringatan kepada umat Islam.

Nabi S.A.W.bersabda,"Kiamat tidak akan berlaku sehingga keluar api dari tanah Hijaz menerangi punuk-punuk unta di Basrah."

Apa yang pasti,api telah pun keluar dari tanah Hijaz,yang menandakan hampirnya Hari Kiamat!

Thursday, December 17, 2015

Sejarah menakjubkan Temple Mount & Bait Bani Israel Hingga Baitul Maqdis


Yerusalem saat itu adalah ibukota Kerajaan Israel Bersatu namun setelah Sulaiman wafat (sekitar 930 SM), sepuluh suku utara memisahkan diri membentuk Kerajaan Israel di utara. Yerusalem kemudian menjadi ibukota Kerajaan Yehuda yang terdiri dari dua suku.

Sumber awal informasi tentang Kuil Pertama adalah Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama). Menurut sumber-sumber Alkitab, candi ini dibangun di bawah Raja Salomo saat kerajaan Israel masih bersatu.

Dalam Alkitab Ibrani (atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen), yaitu Kitab 1 Raja-raja pasal 6, dicatat bahwa raja Salomo membangun Bait ini selama 7 tahun, dimulai dari bulan ke-2 pada tahun ke-4 pemerintahannya dan selesai pada bulan ke-8 pada tahun ke-11. Catatan-catatan tersebut antara lain:

Dan terjadilah pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang ke-2, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.

Tahun ke-4 pemerintahan Salomo menurut para ahli arkeologi adalah pada tahun 966 SM.

Dalam tahun yang ke-4, dalam bulan Ziw, diletakkanlah dasar rumah TUHAN, dan dalam tahun yang ke-11, dalam bulan Bul, yaitu bulan ke-8, selesailah rumah itu dengan segala bagian-bagiannya dan sesuai dengan segala rancangannya; jadi 7 tahun lamanya ia mendirikan rumah itu.

Tahun ke-11 pemerintahan Salomo menurut para ahli arkeologi adalah pada tahun 960 SM.

dikatakan juga bahwa di Bait Pertama inilah Tabut Musa disimpan. Dan pada tahun 587 SM, Bait Sulaiman ini dihancurkan oleh bangsa Babilonia yang menaklukan kerajaan Yehuda dan menjadikan bangsa israel sebagai budak di babilonia.

Sebenarnya ada perbedaan pendapat mengenai lokasi dimana sebenarnya Bait Sulaiman ini berdiri di kalangan umat yahudi sendiri. Sedangkan dalam Kitab 2 Tawarikh di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Bait Sulaiman berada di Gunung Moria, yang lokasi pasti gunung ini juga menjadi masalah dalam beberapa perdebatan.

Setelah bangsa israel dibebaskan dari perbudakan oleh Cyrus II, raja Persia yang menaklukkan Babilonia, mereka pun mulai membangun kembali sebuah Bait yang merupakan rekonstruksi dari Bait Pertama di Yerusalem. Bait yang selesai sekitar tahun 516 SM ini kemudian sering disebut sebagai Bait Kedua.

Bait Kedua ini didirikan di atas sebuah bukit yang dikenal dengan nama Bukit Bait atau Temple Mount. Beberapa orang percaya bahwa Bait Kedua dibangun di lokasi dimana Bait Pertama dahulu pernah berdiri. Artinya mereka percaya bahwa Bukit Bait itulah Gunung Moria yang dimaksud dalam alkitab.

Bait Kedua ini sempat diperluas oleh Herodes I, seorang raja boneka Romawi yang berkuasa di Yudaea (sekitar 74 SM sampai sekitar 1 SM di Yerusalem), sekitar tahun 19 SM. Akhirnya Bait Kedua ini dihancurkan oleh tentara Romawi di bawah pimpinan jenderal Titus (kelak menjadi Kaisar Romawi) setelah pengepungan Yerusalem pada tahun 70 M.
Bait Kedua yang diperluas oleh Herodes
Bait Kedua yang diperluas oleh Herodes
PANDANGAN ISLAM
Menariknya, ditaklukkannya bani Israel dua kali oleh dua bangsa yang berlainan dan hancurnya kedua Bait, baik Bait Pertama maupun Kedua, milik bani Israel tersebut diceritakan "mengapa terjadi" nya dengan sangat indah di dalam Al Quran. Yaitu di surat Al Israa' ayat 4-7:

4. Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."

5. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

6. Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.

7. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

Itulah mengapa Bani Israel ditaklukkan dan Bait Pertama dan Bait Kedua bani Israel juga hancur, yaitu karena Bani Israel melakukan kerusakan dan kejahatan di muka bumi. Dan itu bahkan sudah tertulis dalam kitab Taurat sebelumnya.
Kejahatan atau kerusakan apakah yang dilakukan bani Israel? Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa:

Kejahatan/kerusakan pertama yang mereka perbuat adalah menentang hukum Taurat, membunuh Nabi Syu'ya dan memenjarakan Armia. Oleh karena itu Tuhan menghukum mereka dengan ditaklukannya mereka dan dihacurkannya Bait Pertama mereka oleh bangsa Khaldean/Babilon.

Kejahatan/kerusakan kedua adalah membunuh Nabi Zakaria dan bermaksud untuk membunuh Nabi Isa a.s. Akibat dari perbuatan itu, Yerusalem dihancurkan oleh bangsa Romawi.

Subhanallah

Umat Muslim meyakini bahwa memang benar ada Bait Allah yang dibangun oleh Nabi Sulaiman, hanya saja mereka menyebutnya dengan Masjid Al-Aqsha atau Baitul Maqdis [Bait Suci] Selain pernah menjadi kiblat shalat (sebelum beralih ke Ka'bah), Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa ini juga memiliki keistimewaan tersendiri dikalangan umat muslim, karena diawal surat Al Israa' disebutkan bahwa Masjidil Aqsha adalah tempat dimana Rasulullah SAW singgah melakukan shalat sebelum beliau Mi'raj ke Sidratul Muntaha.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 17:1)

Subhanallah

Masjidil-Aqsa bila diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, maka ia berarti "masjid terjauh". Istilah "terjauh" dalam hal ini digunakan dalam konteks yang berarti "terjauh dari Mekkah". Selama berabad-abad yang dimaksud dengan Masjid Al-Aqsa sesungguhnya tidak hanya bangunan masjid saja, melainkan juga area di sekitar bangunan itu yang dianggap sebagai suatu tempat yang suci. Perubahan penyebutan kemudian terjadi pada masa pemerintahan kesultanan Utsmaniyah (kira-kira abad ke-16 sampai awal 1918), dimana area kompleks di sekitar masjid disebut sebagai Al-Haram Asy-Syarif, sedangkan bangunan masjid yang awalnya didirikan oleh Umar bin Khattab disebut sebagai Jami' Al-Aqsa atau Masjid Al-Aqsa

Penemuan lokasi Bait Allah
Tahun 15 H saat penaklukan Yerusalem, Khalifah Umar Bin Khattab-lah yang menemukan lokasi Batu AsSakhrah dengan bantuan Kaab Al-Ahbar, seorang Imam Tabi’in yang awalnya adalah seorang Rabi Yahudi. Saat mengunjungi lokasi Bait Allah yang berantakan dan tak terurus, beliau berkata kepada Kaab ; ”Dimana letak Sakhrah wahai Ka’ab?”, lantas Ka’ab menjawab ; ”Ukurlah beberapa depa dari Wadi Jahannam (Oase Gehenna) Ya Amirul Mu’minin...”. Lantas beliau menemukannya, beliau lalu masuk dari pintu dahulu Rasulullah pernah memasukinya yaitu Babul Magharibah (Bab Ha Mugharabim) dan membersihkan tempat itu dengan selendangnya diikuti oleh umat muslim yang lain. Beliau lalu salat di tempat yang diyakini sebagai tempat salat Muhammad pada saat Isra Mi'raj,   bersama umat muslim yang lain dengan membaca surat Shaad dan surat Al-Israa. Subhanallah.

Baitullah artinya Rumah Tuhan dalam Islam adalah sebutan untuk Ka'bah yang terletak di Masjidil Haram, sedangkan masjid yang jauh/Masjid Al-Aqsa adalah sebutan untuk seluruh kawasan pekarangan kompleks situs suci Al-Haram asy-Syarif pada periode awal muslim di Yerusalem (bukan hanya bangunan fisik masjid yang dibangun belakangan oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan).
Khalifah Umar bin Khattab, yang pertama kali menemukan lokasi sesuai sifat-sifat yang digambarkan Nabi Muhammad kepadanya. Abdul Malik bin Marwan kemudian membangun Kubah Shakhrah atau Dome of Rock yang menaungi Ash-Shakhrah (batu yang terletak pada puncak Bukit Moria) yang konon pernah menjadi tempat berpijak Nabi Muhammad ketika mi'raj.
Ash-Shakhrah
 Ash-Shakhrah yang terdapat di dalam Dome Of Rock
Umar kemudian mendirikan sebuah rumah ibadah kecil di sudut sebelah selatan area tersebut. Ia secara berhati-hati menghindarkan agar batu Ash-Shakhrah tidak terletak di antara masjid itu dan Ka'bah, sehingga umat Islam hanya akan menghadap ke arah Mekkah saja ketika mereka salat.
Dome of Rock
 Kubah Shakhrah atau Dome of Rock dari Luar
Masjid Al Aqsa
Inilah yang saat ini bernama Masjid Al Aqsa
Pada saat itu bangunan masjid masih sederhana pada umumnya hanya berupa lapangan luas dengan dinding tanpa atap kecuali pada bagian pengimaman yang beratapkan daun-daun kurma, jauh berbeda dengan gambaran masjid saat ini. Pada dasarnya setiap masjid adalah Rumah Tuhan (Bayt Allah), sehingga masjid biasanya dinamakan dengan nama-nama Allah misalnya Baitur-Rahman (Rumah Sang Maha Penyayang], Baitus-Salam (Rumah Sang Maha Pendamai}, dan sebagainya.


Pembangunan Kembali Bait Ketiga
Sejak dihancurkannya Bait Kedua pada tahun 70 M., orang Yahudi terus berdoa agar Tuhan mengizinkan mereka membangunnya kembali. Doa ini adalah bagian resmi dari doa-doa Yahudi tiga kali sehari.

Kaisar Romawi Yulianus (331-363) pernah merencanakan, namun kemudian dibatalkan, untuk mengizinkan orang-orang Yahudi membangun kembali "Bait Suci Ketiga", sebagai bagian dari programnya di seluruh kekaisaran untuk memulihkan/menghidupkan kembali agama-agama setempat. Ada alasan untuk menduga bahwa Yulianus ingin membangun kembali "Bait Suci Ketiga" untuk tujuannya sendiri yaitu mengangkat dirinya menjadi dewa, dan bukan untuk peribadahan menyembah Tuhan orang Yahudi. Rabi Hilkiyah, salah seorang rabi terkemuka pada masa itu, menolak uang Yulianus, dengan mengatakan bahwa orang non Yahudi tidak boleh ikut serta di dalam pembangunan kembali bait suci.

Untunglah saat ini dikalangan yahudi sendiri terjadi perdebatan mengenai perlu tidaknya dibangun kembali Bait Ketiga di Yerusalem ini.

Yudaisme Ortodoks percaya dan mengharapkan bahwa Bait Ketiga akan dibangun kembali dan ibadah kurban, yang dikenal sebagai korbanot akan kembali dipraktekkan dengan pembangunan kembali Bait yang ketiga.

Yudaisme Konservatif telah memodifikasi doa-doa mereka. Buku-buku doa mereka mengharapkan pemulihan Bait Allah, tetapi tidak memohon dipulihkannya kurban binatang. Kebanyakan naskah yang terkait dengan kurban digantikan dengan ajaran Talmud bahwa perbuatan baik kini berfungsi sebagai penebus dosa. Dalam doa utama, Amidah, ungkapan Ibrani, na'ase ve'nakriv (kami akan mempersembahkan dan mengurbankan) kini diubah hingga berbunyi asu ve'hikrivu (mereka dipersembahkan dan dikurbankan), hingga menunjukkan bahwa kurban binatang adalah praktek pada masa lampau. Permohonan agar "kurban api-apian Israel" diterima pun dihapuskan.

Yudaisme Reformasi tidak menuntut dipulihkannya lembaga kurban ataupun pembangunan kembali Bait, meskipun sebagian buku doa kelompok ini mulai beralih kepada pengharapan pembangunan kembali Bait Allah sebagai suatu pilihan.

Dan alasan yang mungkin paling utama dari belumnya Bait Ketiga dibangun hingga kini, adalah Zionis Israel takut jika mereka melakukan itu, maka negara-negara arab serta beserta muslim seluruh dunia akan bersatu melawan mereka. Ya, mereka lebih suka umat muslim dan bangsa arab terpecah belah seperti saat ini, meskipun sebenarnya mereka juga berpecah belah.

Status Kepemilikan Saat Ini
Kepemilikan Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu isu dalam konflik Israel-Palestina. Israel mengklaim kekekuasaan atas masjid tersebut dan juga seluruh Bukit Bait Suci, tetapi Palestina memegang perwalian secara tak resmi melalui lembaga wakaf. Selama negosiasi di Pertemuan Camp David 2000, Palestina meminta kepemilikan penuh masjid ini serta situs-situs suci Islam lainnya yang berada di Yerusalem Timur.

Sementara semua warganegara Israel yang muslim diperbolehkan untuk masuk dan beribadah di Masjid Al-Aqsa, Israel pada waktu-waktu tertentu menetapkan pembatasan ketat akses masuk ke masjid untuk orang Yahudi, muslim Palestina yang tinggal di Tepi Barat atau Jalur Gaza, atau pembatasan berdasarkan usia untuk warga Palestina dan warganegara Israel keturunan Arab, seperti memberi izin masuk hanya untuk pria yang telah menikah dan setidaknya berusia 40 atau 50 tahun. Wanita Arab kadang-kadang juga dibatasi sehubungan dengan status perkawinan dan usia mereka. Alasan Israel untuk pembatasan tersebut adalah bahwa pria Palestina yang berusia tua dan telah menikah cenderung "tidak menyebabkan masalah", yaitu bahwa secara keamanan mereka lebih tidak beresiko.

Penggalian
Beberapa penggalian di wilayah Masjid Al-Aqsa terjadi sepanjang tahun 1970-an. Tahun 1970, pemerintah Israel memulai penggalian intensif langsung di bawah masjid pada sisi selatan dan baratnya. Pada tahun 1977, penggalian berlanjut dan sebuah terowongan besar dibuka di bawah ruangan ibadah wanita, serta sebuah terowongan baru digali di bawah masjid, mengarah dari timur ke barat pada tahun 1979. Selain itu, Departemen Arkeologi yang berada di bawah Kementerian Agama Israel, juga menggali sebuah terowongan di dekat sisi barat masjid pada tahun 1984.

Pada bulan Februari 2007, Departemen tersebut memulai situs penggalian untuk mencari peninggalan arkeologi di sebuah lokasi di mana pemerintah ingin membangun kembali sebuah jembatan penyeberangan yang runtuh. Situs ini berjarak 60 meter dari masjid. Penggalian memicu kemarahan di banyak negara dunia Islam, dan Israel dituduh telah mencoba menghancurkan pondasi masjid. Ismail Haniya, saat itu Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina dan pemimpin Hamas, menyerukan Palestina untuk bersatu dalam menentang penggalian, sedangkan Fatah menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan Israel. Israel membantah semua tuduhan tersebut, dan menyebutnya sebagai hal yang "menggelikan".


Hingga saat ini Seruan untuk pembangunan kembali Bait Ketiga tetap terus dikumandangkan oleh sebagian orang-orang israel ....

Monday, November 30, 2015

Tentara Elit Muslim Majapahit


Mengagumkan, ternyata wilayah Majapahit lebih luas dari yang diperkirakan selama ini oleh sejarawan. Riset terbaru tentang penempatan prajurit Majapahit  di luar Jawa menemui fakta yang Ajaib. Anehya, pleton pleton kawal Majapahit beranggotakan prajurit beragama Islam. Peninggalannya pun masih bisa dibuktikan hingga sekarang.

Adanya penempatan prajurit Majapahit di Kerajaan Vasal (bawahan) yang terdiri dari 40 prajurit  elite beragama Islam di Kerajaan Gelgel-Bali, Wanin Papua, Kayu Jawa Australia Barat, dan Marege-Tanah Amhem (Darwin) Australia Utara pada abad ke 14 memperkuat bukti bahwa Gajah Mada adalah seorang Muslim.

Prajurit Islam ini berasal dari basis Gajah Mada dalam merekrut prajurit elite yang terdiri dari 3 (tiga) kriteria:

    Mada, Gondang ( Tenggulun Lamongan ) dan Badander (Jombang) yang diketahui sebagai basis teman  teman lama beliau.  Dari desa desa ini pemudanya direkrut menjadi Bhayangkara angkatan II dan seterusnya.
    Tuban, Leran, Ampel, Sedayu sebagai basis Garda Pantura. Pahang Malaya, Bugis Makasar, dan Pasai sebagai basis tentara Laut  Luar Jawa.

Pada masa itu di Jawa Islam telah berbaur sejak abad ke 10 yang dibuktikan dengan penemuan Prasasti nisan Fatimah  binti Maimun (wafat 1082 M) di Leran, Gresik yang bertuliskan huruf Arab Kufi. Dan Prasasti Gondang - Lamongan yang  ditulis dengan huruf Arab (Jawi) dan huruf Jawa Kuno (Kawi).

Keduanya merupakan peninggalan zaman Airlangga. Sedangkan orang Islam sudah masuk ke Jawa sejak zaman Kerajaan Medang abad ke 7. Islam baru berkembang dengan pesat di Jawa pada abad ke 15, atas peran tak langsung dari politik Gajah Mada, putra desa Mada Lamongan, politikus abad ke 14.

Satuan tentara elite Majapahit sudah dibangun sejak masa Jayanegara (1319), yaitu pasukan kawal raja Bhayangkara, yang dipimpin oleh bekel Gajah Mada. Pada masa selanjutnya satuan elite terus berkembang, terutama pada masa Gajah Mada menjabat sebagai  mahapatih amangkubhumi dari tahun 1334 sampai 1359, sejak masa Tribhuwana Tunggadewi hingga masa Hayam Wuruk.

Menurut “Hikayat Raja-raja Pasai”, ketika Majapahit menyerang Pasai, dan dipukul mundur (1345), lalu menyerang kembali dan meluluh lantakan istana Sultan Ahmad Malik Az Zahir (1350), Gajah Mada yang juga seorang muslim, membawa tawanan orang Pasai  yang terdiri dari para ahli, insinyur lulusan Baghdad, Damaskus dan Andalusia. Sedangkan Sultan Pasai melarikan diri dari istana. Setibanya di Majapahit, Gajah Mada membebaskan tawanan tersebut setelah bernegosiasi dengan Prabu Hayam Wuruk.

Kemudian orang Pasai ini bekerjasama dengan Gajah Mada untuk membangun kejayaan Majapahit. Sebagai balas jasa, Majapahit memberi  otonomi kepada Kerajaan Pasai Darussalam, dan menempatkan orang Pasai di komplek elite di ibukota Majapahit Trowulan. Hal ini dibuktikan, pada 1377 Majapahit menghancurkan Kerajaan Budha Sriwijaya dan menguasai seluruh Pulau Sumatera, kecuali Pasai.

“Maka titah Sang Nata akan segala tawanan orang Pasai itu, suruhlah ia duduk di tanah Jawa ini, mana kesukaan hatinya. Itulah sebabnya maka banyak keramat di tanah Jawa tatkala Pasai kalah oleh Majapahit itu” (Kutipan dari “Hikayat Raja-raja Pasai”).

Dengan adanya orang Pasai yang ahli dalam bidang tempa logam, baik itu baja maupun emas, maka didirikanlah bengkel senjata dan  alat pertanian yang sempurna (standar baja Damaskus) , saluran irigasi model Andalusia di Trowulan dan pabrik koin dinar emas Majapahit. Seiring dengan perluasan wilayah Majapahit untuk mewujudkan “Sumpah Palapa”, Gajah Mada membentuk pleton-pleton khusus yang didominasi oleh prajurit Islam.

Prajurit Islam Majapahit di Bali
Penempatan 40 orang prajurit Islam Majapahit di Kerajaan Gelgel – Klungkung, Bali dimulai ketika Raja Gelgel I, Dalem Ketut Ngulesir (1320 – 1400) berkunjung sowan abdi ke Trowulan, tak lama setelah deklarasi pendirian Kerajaan Gelgel tahun 1383. Beliau didampingi oleh Patih Agung, Arya Patandakan dan Kyai Klapodyana (Gusti Kubon Tubuh) yang menghadap Prabu Hayam Wuruk saat upacara Cradha dan rapat tahunan negeri-negeri vasal imperium Majapahit. Ketut Ngulesir memohon dukungan dari Maharaja Majapahit, yang dikabulkan dengan pemberian 1 (satu) unit pleton khusus binaan Almarhum Gajah Mada. (“Kitab Babad Dalem”, manuskrip tentang Raja-raja Bali).

Prajurit Islam ini menikah dengan wanita Bali, dan beranak-pinak disana. Mereka sangat setia membentengi Puri Gelgel – Klungkung. Bahkan meskipun pada akhirnya imperium Majapahit runtuh (1527), tapi Prajurit Islam tetap menjadi tentara elite Kerajaan Gelgel, dari generasi ke generasi. Begitu pula di Kerajaan Buleleng, prajurit Islam membentengi Puri Buleleng dari serangan Raja Mengwi dan Raja Badung dari Kerajaan di Bali Selatan.

Saat ini kita masih dapat saksikan di Bali, keturunan prajurit Islam Majapahit yang telah mencapai ribuan orang Islam asli Bali (mereka menggunakan nama Bali, untuk membedakan dengan muslim pendatang) tepatnya di desa Gelgel, Klungkung dan di desa Pegayaman, Buleleng – 70 km arah utara Denpasar. Mereka adalah penduduk mayoritas di desa-desa kuno tersebut.

Sebelum Gajah Mada (wafat 1364) telah membangun sistem perekrutan satuan tentara elite yang beranggotakan prajurit Islam, dibekali dengan senjata pamungkas, dan berperang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW. Kedua, Prabu Hayam Wuruk diduga telah mengetahui bahwa Gajah Mada bukan Sudra, melainkan seorang Muslim. Kemungkinan info yang rahasia ini diperoleh dari Ibunda Ratu Tribhuwana Tunggadewi.

Untuk menghormati almarhum Gajah Mada, beliau tidak mencerai-beraikan pleton pleton Muslim yang berjumlah 40 orang, karena dalam Madzhab Imam Syafi’i, syarat minimal untuk mendirikan sholat Jumat adalah 40 orang. Ketiga, kemampuan tempur 40 orang prajurit Islam dapat menghancurkan 200 sd 400 orang tentara reguler musuh. Karena mereka dibekali kemampuan militer  yang menguasai berbagai jenis senjata. Hal ini dibuktikan dalam perang mempertahankan Puri Buleleng dari serbuan pasukan gabungan dua Kerajaan Mengwi dan Badung, yang terletak di Bali Selatan.

Hayam Wuruk kagum atas kesetiaan dan ketetapan janji orang Islam. Mereka tidak terpengaruh  godaan harta, wanita dan tahta yang bukan haknya. Mereka tidak pernah mabuk, berjudi, maling dan berzina ( kebiasaan buruk di Majapahit adalah mabuk dan berjudi, serta wanita ). Ketika pleton prajurit Islam Majapahit ini mengawal pulang rombongan Raja Gelgel, Ketut Ngulesir, mereka dibekali oleh Hayam Wuruk berupa puluhan ribu koin cash Cina dan koin Gobog Wayang (koin kepeng tembaga) serta ratusan koin dinar emas Majapahit.Ini sebagai balasan atas penyerahan upeti dari Kerajaan Gelgel Klungkung berupa hasil bumi, hewan ternak dan tangkapan, perhiasan dan kerajinan tangan rakyat Gelgel. Hayam Wuruk berharap, stok koin-koin tersebut mampu merangsang tumbuhnya ekonomi di Gelgel. Sejak saat itu Pura Klungkung dan Pura Buleleng telah akrab dengan koin dinar emas dalam ritual ibadah mereka.

Prajurit Islam Majapahit di Wanin Papua
Saat Prof. JH Kern dan NJ Krom meneliti kitab Nagarakertagama yang ditemukan (dijarah) oleh JLA Brandes dari istana Cakranagara,  Lombok (1894). Prof. Kern dan Krom, 1920, mendapati fakta bahwa kekuasaan Majapahit di Papua Barat dibuktikan dengan adanya penempatan prajurit Islam di Wanin – Papua. Berdirinya Kerajaan Wanin di Fak-fak hingga Biak merupakan vasal Majapahit. Sampai sekarang, Raja-raja dan rakyat di Wanin dan Fakfak sangat kental nuansa Islamnya dan sangat fasih menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Saat Majapahit runtuh, pada abad ke 16, Kerajaan Wanin bergabung dengan Kerajaan Ternate Darussalam di Maluku Utara, yang dulunya juga merupakan bawahan Majapahit. Diperkirakan situs Majapahit di Papua tersebar luas di Fak-fak, Biak dan Raja Ampat. Keturunan mereka berbeda dengan ras Papua.

Prajurit Islam Majapahit di Marege – Australia
Menurut Prof. Regina Ganter, sejarawan dari University of Griffith, Brisbane, Australia – belum lama ini meriset suku Aborigin Marege yang berbahasa Melayu Makasar. Marege adalah desa kuno di tanah Arnhem, di daerah Darwin, Australia Utara. Regina mendapatkan fakta yang menakjubkan , bahwa komunitas Muslim kuno Aborigin berasal dari Kerajaan Gowa Tallo, Makasar, sudah ada sejak abad ke 17 (1650 an), dan menyebarkan Islam di Australia Utara hingga ke desa Kayu Jawa di Australia Barat.

Orang Marege hingga hari ini menyebut rupiah untuk kata ganti uang, padahal mata uangnya adalah dollar.

Juga menyebut dinar untuk koin emas Australia. Dahulu sempat ditemukan koin Gobog Wayang di desa Marege Darwin. Padahal koin Gobog merupakan koin resmi Majapahit. Ini menunjukkan adanya jejak prajurit Majapahit abad ke 14 yang dikirim ke Marege, Dalam risetnya, Prof. Regina menuturkan bahwa sejak masa Sultan Hasanuddin (1653-1669) kapal-kapal Pinisi dari Makasar menguasai perairan teluk Carpentaria – Darwin, mereka mencari tripang.

Di tanah Arnhem, Marege, orang Makassar berhubungan dengan suku Aborigin, menikah dan beranak pinak membentuk komunitas Aborigin Muslim. Dalam kebudayaan Marege, nampak jelas mereka menggambar kapal Pinisi Makasar dalam karya seni kuno mereka. Uniknya, kapal bercadik Majapahit pun terpahat dalam seni ukir dan lukis mereka yang berusia ratusan tahun.

Ketika orang Inggris menjajah rayah desa Marege dan desa Kayu Jawa, mereka nyaris menghancurkan budaya Islam suku Aborigin Marege pada abad ke 20 seiring arus Westernisasi di negeri Kanguru. Karya seni Marage banyak yang diboyong ke Eropa. Orang Marege menyebut orang Inggris sebagai ‘Balanda’, sedangkan orang Kayu Jawa menyebutnya ‘Walanda’, dan perang melawan orang Inggris disebut ‘Jihad Kaphe’.

Wednesday, May 6, 2015

Mengungkap Misteri Letak Kuburan Ali Bin Abi Thalib


Dimanakah makam Ali bin Abi Thalib r.a ?
Membaca Al BidayahWan Nihayah karangan Ibn Katsir (w 774H) kita akan menemui kelainan.

menurut Ibn Katsir setelah Ali r.a wafat, kedua puteranya yaitu aI-Hasan dan al-Husein memandikan jenazah beliau dibantu oleh Abdullah bin Ja’far. Kemudian jenazahnya dishalatkan oleh putera tertua beliau yaitu aI-Hasan. AI-Hasan bertakbir sebanyak sembilan kali ( pada catatan kaki disebut bagaimanapun ada riwayat yang menyebut 4 kali – rujuk Thabaqat al Qubra)).

Jenazah beliau dimakamkan di Darul Imarah di Kufah, karena kekhawa­tiran kaum Khawarij akan membongkar makam beliau. ltulah yang masyhur. Adapun yang mengatakan bahwa jenazah beliau diletakkan di atas kendaraan beliau kemudian dibawa pergi entah ke mana perginya maka sesungguhnya itu adalah berita yang keliru dan mengada-ada sesuatu yang tidak diketahuinya. Akal sehat dan syariat tentu tidak membenarkan hal semacam itu.

Adapun keyakinan kebanyakan kaum Rafidhah yang jahil bahwa makam beliau terletak di tempat suci Najaf, maka tidak ada dalil dan dasarnya sama sekali. Ada yang menga­takan bahwa makam yang terletak di sana adalah makam al-Mughirah bin Syu’bah.
Untuk makluman pembaca al-Mughirah bin Syu’bah adalah seorang sahabat asal suku Tsaqafi ini adalah termasuk cendekiawan Arab. Beliau meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan sempat mengikuti baiat Ridwan, perang Yamamah, penaklukan negeri Syam (Suriah dan sekitarnya) dan penaklukan Irak. Sewaktu pemerintahan Umar bin Khattab ra. beliau ini diserahi memerintah kota Basrah dan Kufah. Beliau sangat di benci oleh kaum Syiah. Beliau wafat pada tahun 50 H

Ibn Katsir memetik AI-Khathib al-Baghdadi ( w 463H) dalam Tarikh Baghdad meriwayatkan dari al-Hafizh Abu Nu’aim dari Abu Bakar Ath-Thalahi dari Muhammad bin Abdillah al-Hadhrami aI­Hafizh Muthayyin, bahwa ia berkata, sekiranya orang-orang Syi’ah menge­tahui makam siapakah yang mereka agung-agungkan di Najaf niscaya mereka akan lempari dengan batu. Sebenamya itu adalah makam al-Mughirah bin Syu1bah

Ibn Katsir memetik Di dalam Tarikh Dimasyq , AI-Hafizh Ibnu Asakir meriwayatkan dari aI-Hasan bin Ali, ia ber­kata, “Aku mengebumikan jenazah Ali di kamar sebuah rumah milik keluarga Ja’dah.”

Ibn Katsir memetik Di dalam Tarikh Baghdad Abdul Malik bin Umair bercerita, “Ketika Khalid bin Abdullah meng­gali pondasi di rumah anaknya bernama Yazid, mereka menemukan jenazah seorang Syaikh yang terkubur di situ, rambut dan jenggotnya telah memutih. Seolah jenazah itu baru dikubur kemarin. Mereka hendak membakarnya, namun Allah memalingkan niat mereka itu. Mereka membungkusnya dengan kain Qubathi, lalu diberi wewangian dan dibiarkan terkubur di tempat semu­la. Tempat itu berada dihadapan pintu al-Warraqin sebelah kiblat masjid di rumah tukang sepatu. Hampir tidak pernah seorang pun bertahan di tempat itu melainkan pasti akan pindah dari situ. ”

Ibn Katsir juga memetik dari kitab Tarikh Islam karangan az-Dzahabi (w 748H)juz Khulafaur Rasyidin halaman 650 , “Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad ash-Shadiq, ia berkata, “Jenazah Ali dishalatkan pada malam hari dan dimakamkan di Kufah, tem­patnya sengaja dirahasiakan, namun yang pasti di dekat gedung imarah (istana kepresidenan).”

Kemudian Ibn Katsir memetik Ibnu KaIbi (737 – 819 H) di dalam Tarikh Dimasyq 12/421 berkata, “Turut mengikuti proses pemakaman jenazah AIi pada malam itu aI-Hasan, aI-Husain, Ibnul Hanafiyyah, Abdullah bin Ja’far dan keluarga ahli bait beliau yang lainnya. Mereka memakamkannya di dalam kota Kufah, mereka sengaja merahasiakan makam beliau karena kekhawa­tiran terhadap kebiadaban kaum Khawarij dan kelompok-kelompok lainnya.

Demikian pembahasan dimanakah makam Ali bin Abi Thalib oleh ibn Katsir. Bagaimana pula hujah Syiah?Adakah Syiah sendiri tertipu oleh pemalsuan sejarah ? Sesungguhnya Allah maha mengetahui….wallahu a’lam

Saturday, April 25, 2015

Asal Usul Kenapa Huruf Pada Keyboard Tidak Urut Abjad!

Asal Usul Kenapa Huruf Pada Keyboard Tidak Urut Abjad!

Di era modern ini kamu tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya keyboard. Apalagi bagi yang pekerjaan atau hobinya selalu menuntut harus menggunakan komputer atau laptop pasti tiap hari selalu memakai keyboard.

Tapi pernahkah terpikir di benakmu mengapa huruf-huruf pada keyboard dibuat acak sedemikian rupa? Mengapa tidak dibuat urut berdasarkan abjad saja? Dikutip brilio.net dari history.com dan theguardian.com ternyata ada sejarah yang melatarbelakangi mengapa huruf keyboard dibuat tidak beraturan.

Keyboard muncul pertama kali masih dalam bentuk mesin ketik pada tahun 1868 yang ditemukan oleh Christopher Latham Sholes. Mesin ketik yang diciptakan pertama kali itu masih sangat sederhana. Masih memakai tangkai sehingga ketika ditekan tangkai tersebut akan bergerak dan akan mencetak huruf pada kertas yang sudah disediakan.

Pada saat itu Christopher menciptakannya masih urut sesuai abjad ABCD dan bukan seperti keyboard QWERTY jaman sekarang. Dengan susunan yang sesuai abjad tersebut memang hasil ketikan menjadi lebih cepat dan lebih mudah karena memang orang sudah hafal letak huruf-huruf sesuai abjad.

Namun di sinilah muncul masalah baru, mesin ketik yang masih menggunakan tangkai tersebut seringkali macet gara-gara orang dapat menegtik terlalu cepat sehingga masih masih tangkai akan saling berhimpitan. Chistopher merasa penemuan tersebut masih membutuhkan perhatian.

Gara-gara masalah ini akhirnya pada tahun 1873 seorang ilmuwan bernama E. Remington mencetuskan untuk mengacak huruf keyboard sedemikian rupa sehingga akan memperlambat kinerja mengetik seseorang, dengan tujuan dapat mencegah kerusakan pada mesin ketik.

Pada saat itu hanya cara tersebutlah yang dapat dipakai karena para ilmuwan belum dapat menyempurnakan keyboard seperti sekarang ini. Kombinasi huruf QWERTY tersebut dianggap E.Remingkon adalah kombinasi paling sulit dan memang benar cara tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan mesin ketik pada masa itu.

Ketika komputer ditemukan pun sebenarnyan mengetik cepat dengan menggunakan abjad ABCD tentu sebenarnya bukan masalah lagi karena tidak akan membuat keyboard macet. Namun kerena sudah lamanya menggunakan keyboard QWERTY, maka hal ini sudah menjadi kebiasaan sehingga tidak perlu diganti ke abjad ABCD lagi.

Monday, April 20, 2015

FENOMENA NAMA PARA NABI YANG TERTULIS DALAM PRASASTI KUNO 2500 SM

Penemuan prasasti Ebla

Berasal dari masa sekitar 2500 SM, prasasti Ebla memberikan keterangan teramat penting mengenai sejarah agama-agama. Sisi terpenting mengenai prasasti Ebla, yang ditemukan para ahli arkeologi pada tahun 1975 dan yang sejak itu telah menjadi pokok bahasan dari banyak penelitian dan perdebatan, adalah terdapatnya nama tiga orang nabi yang disebutkan dalam kitab-kitab suci.

Penemuan prasasti Ebla setelah ribuan tahun dan informasi yang dikandungnya sungguh sangat penting dari sudut pandang perannya dalam memperjelas letak geografis kaum-kaum yang disebutkan dalam Al Qur'an.

Sekitar 2500 SM, Ebla adalah sebuah kerajaan yang meliputi suatu wilayah yang di dalamnya termasuk ibukota Syria, Damaskus, dan Turki bagian tenggara. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan di bidang kebudayaan dan ekonominya, namun setelah itu, sebagaimana yang menimpa banyak peradaban besar, menghilang dari panggung sejarah.

Tampak dari catatan yang terawetkan tersebut bahwa Kerajaan Ebla merupakan pusat utama kebudayaan dan perdagangan di masanya. Penduduk Ebla memiliki sebuah peradaban yang membangun lembaga-lembaga arsip negara, mendirikan perpustakaan-perpustakaan dan mencatat aneka perjanjian perdagangan secara tertulis. Mereka bahkan memiliki bahasa mereka sendiri, yang disebut sebagai Eblaite.

Sejarah Agama-Agama Zaman Dahulu
Peran penting sesungguhnya Kerajaan Ebla, yang dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar bagi arkeologi klasik ketika pertama kali ditemukan di tahun 1975, mengemuka dengan ditemukannya sekitar 20.000 prasasti dan penggalan tulisan paku. Naskah ini empat kali lebih banyak daripada seluruh naskah bertulisan paku yang diketahui para arkeolog selama 3.000 tahun terakhir.

Ketika bahasa yang digunakan dalam prasasti-prasasti tersebut diterjemahkan oleh seorang berkebangsaan Italia Giovanni Pettinato, penerjemah naskah-naskah kuno dari Universitas Roma, nilai penting prasasti tersebut semakin dipahami. Alhasil, penemuan Kerajaan Ebla dan kumpulan naskah negara yang luar biasa tersebut tidak hanya menarik perhatian di bidang arkeologi, tapi juga bagi kalangan agamawan.

Hal ini dikarenakan selain nama-nama seperti Mikail (Mi-ka-il) dan Thalut (Sa-u-lum), yang berperang bersama Nabi Dawud, prasasti-prasasti ini juga menuliskan nama-nama nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci: Nabi Ibrahim (Ab-ra-mu), Nabi Dawud (Da-u-dum) dan Nabi Ismail (Ish-ma-il).

Pentingnya Nama-Nama yang Disebut dalam Prasasti Ebla
Nama para nabi yang ditemukan dalam prasasti Ebla memiliki nilai teramat penting karena ini adalah kali pertama nama-nama tersebut dijumpai dalam naskah bersejarah setua itu. Informasi ini, yang berasal dari zaman 1500 tahun sebelum Taurat, sangatlah mengejutkan. Kemunculan nama Nabi Ibrahim di dalam prasasti tersebut menyatakan secara tertulis bahwa Nabi Ibrahim dan agama yang dibawanya telah ada sebelum Taurat.

Para sejarawan mengkaji prasasti Ebla dari sudut pandang ini, dan penemuan besar tentang Nabi Ibrahim dan misi yang diembannya menjadi bahan penelitian dalam kaitannya dengan sejarah agama-agama. David Noel Freedman, arkeolog dan peneliti Amerika mengenai sejarah agama-agama, melaporkan berdasarkan penelitiannya nama-nama nabi seperti Ibrahim dan Ismail di dalam prasasti tersebut.

Nama-Nama Lain di dalam Prasasti
Sebagaimana disebutkan di atas, nama-nama yang ada di dalam prasasti adalah nabi-nabi yang disebutkan di dalam tiga kitab suci, dan prasasti tersebut jauh lebih tua daripada Taurat. Selain nama-nama ini terdapat pula hal-hal lain dan nama-nama tempat di dalam prasasti tersebut, yang dengannya dapat diketahui bahwa penduduk Ebla adalah para pedagang yang sangat berhasil.

Nama Sinai, Gaza dan Yerusalem, yang tidak terlalu jauh letaknya dari Ebla, juga terdapat di dalam tulisan tersebut, yang menunjukkan bahwa penduduk Ebla memiliki hubungan yang sangat baik dengan tempat-tempat tersebut di bidang perdagangan dan kebudayaan.

Satu rincian penting yang diketahui dari prasasti tersebut adalah nama-nama wilayah seperti Sodom dan Gomorrah, tempat berdiamnya kaum Luth. Diketahui bahwa Sodom dan Gomorrah adalah sebuah wilayah di pesisir Laut Mati tempat bermukimnya kaum Luth dan tempat di mana Nabi Luth mendakwahkan risalahnya dan menyeru masyarakat untuk hidup mengikuti nilai-nilai ajaran agama. Selain dua nama ini, kota Iram, yang tercantum di dalam ayat-ayat Al Qur'an, juga di antara yang tersebut di dalam prasasti Ebla.

Sisi paling penting untuk dicermati dari nama-nama ini adalah bahwa selain dari naskah-naskah yang disampaikan oleh para nabi, nama-nama tersebut belum pernah muncul di dalam naskah mana pun sebelumnya. Ini adalah bukti tertulis penting yang menunjukkan bahwa para nabi yang medakwahkan risalah satu agama yang benar di masa itu telah mencapai wilayah-wilayah tersebut.

Dalam sebuah tulisan di majalah Reader's Digest, tercatat di masa itu bahwa terdapat pergantian agama dari penduduk Ebla selama masa pemerintahan Raja Ebrum dan bahwa masyarakat mulai menambahkan imbuhan di depan nama-nama mereka dalam rangka meninggikan nama Tuhan Yang Mahakuasa.

Janji Allah Adalah Benar…
Sejarah Ebla dan prasasti Ebla yang ditemukan setelah 4.500 tahun sesungguhnya mengarahkan kepada satu kebenaran yang teramat penting: Allah telah mengirim utusan-utusan kepada penduduk Ebla, sebagaimana yang Dia lakukan ke setiap kaum, dan para utusan ini menyeru kaum mereka kepada agama yang benar.

Sebagian orang memeluk agama yang sampai kepada mereka sehingga mereka berada di jalan yang benar, sedangkan yang lain menentang risalah para nabi dan lebih memilih kehidupan yang nista. Tuhan, Penguasa langit dan bumi, dan segala sesuatu di antara keduanya, mewahyukan kenyataan ini dalam Al Qur'an:

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) :

"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". (QS. An Nahl, 16: 36)

Saturday, April 11, 2015

Sejarah Unik Uang Kertas Eropa

Sejarah Unik Uang Kertas Eropa

Uang kertas yang beredar di Eropa saat ini ternyata memiliki sejarah unik. Dahulu, pada abad pertengahan, kaum bangsawan atau orang kaya lumrah menyimpan perhiasan emas, koin, dan batu mulianya di dalam laci khusus pada tukang-tukang emas. Tukang emas selanjutnya memberi tanda terima resmi berupa sebuah kertas, dan menuliskan jumlah dan bentuk harta yang dititipkan kepadanya.

Zaman terus berkembang. Peran tukang emas dan kertas bertuliskan jumlah harta digantikan uang. Orang yang memerlukan harta bendanya, tetapi malas mengambil ke tukang emas, menjadikan kertas tersebut sebagi alat pembayaran. Perkembangan selanjutnya, resmilah kertas dari tukang emas ini sebagai alat pembayaran yang sah, sehingga akhirnya juga terbentuk sistem perbakan di Eropa pada abad ke 16.