Friday, April 8, 2016

Pembunuh Pertama Dalam Sejarah Peradaban Manusia


Dari Ibnu Abbas dan ulama lainnya, bahwa Adam hendak menikahkan setiap anak laki-laki dengan saudara kembar perempuannya. Habil hendak menikah dengan saudara perempuan kembar Qabil, yang kebetulan berparas sangat cantik, sedangkan Qabil menikah dengan saudara perempuan kembar Habil yang kebetulan berparas biasa-biasa saja. Namun Qabil hendak berlaku egois terhadap saudaranya dan hendak menikahi saudara perempuan kembarnya. Ia pun meminta kepada ayahnya, Adam Alaihissalam, agar menikahkan dirinya dengan saudara kembarnya, tetapi Adam Alaihissalam tidak bersedia.

Adam Alaihissalam lalu memerintahkan keduanya untuk mempersembahkan Kurban. Habil mempersembahkan anak kambing yang sangat gemuk karena dia adalah pemilik kambing, sedangkan Qabil
mempersembahkan seonggok hasil pertaniannya yang paling buruk.

Kemudian datanglah api dan memakan Kurban Habil dan meninggalkan Kurban Qabil. Qabil pun marah dan berkata, "Sungguh, aku akan membunuhmu sehingga engkau tidak dapat menikahi saudara perempuanku." Habil lalu berkata, " Sesungguhnya Allah hanya menerima (Kurban) dari orang-orang yang bertakwa." (Qs. Al MaaMdah [5]: 27)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan ulama lainnya, "Suatu keberkahan dari Allah karena sesungguhnya orang yang terbunuh adalah orang kuat dari dua orang. Akan tetapi, ia merasa tidak baik untuk menggerakkan
tangannya guna membunuh orang lain."

Sebagian ulama mengatakan bahwa setelah Qabil membunuh Habil, jasad Habil ia bawa di atas punggung. Hingga akhirnya Allah mengutus dua ekor burung gagak. Keduanya bertarung hingga salah satu dari keduanya membunuh yang lain. Burung yang membunuh itu lalu menatap ke bumi untuk membuat lubang, guna menguburkan lawannya yang telah mati. Ketika Qabil melihat perbuatan burung gagak itu, ia berkata, "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?"

Qabil lalu melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh burung gagak, kemudian menguburkan mayit saudaranya.

(Bidayah Wan Nihayah)

No comments:

Post a Comment