Saturday, July 9, 2016
MANUSKRIP ANEH SANGAT LANGKA TENTANG MASA KECIL DAJJAL
Dari berbagai manuskrip ajaib yg paling berharga dan paling jarang ditemukan di permukaan bumi, ada manuskrip yg dimiliki seorang ulama di palestina. Manuskrip ini memungkinkan kita mengadakan perjalanan di masa lampau dan menyambungkannya dengan kehidupan sekarang.
Mulailah Jibril pergi siang dan malam, pagi dan sore mengunjungi anak ajaib itu, meskipun ia tidak mengetahui hakikat Jibril. Hal itu disebabkan, sebagai manusia biasa, ia tidak siap melihat Jibril, salah satu malaikat, kecuali dengan perkenan Allah SWT. Sebab lainnya adalah bahwa anak ajaib itu selalu tidur panjang layaknya penghuni gua.
Pada suatu hari ketika umur anak itu telah mencapai delapan tahun, mulailah kedua matanya terbuka diiringi dengan kesadaran hatinya. Sesudah itu, ia tidak lagi banyak tidur. Ia hanya tidur sebentar saja. Mulanya, setiap kali bangun, ia mendapatkan makanan dan minuman segar ada disisinya, sehingga ia bisa dengan mudah makan dan minum, lalu tidur lagi. Sekarang, ia seakan-akan mampu berdiri, bergerak, sadar dan berpikir. Bahkan ia dapat memancing ikan dari air dengan petunjuk bisikan suara yg terdengar jelas oleh telinganya dan dapat memahami maksudnya secara jelas seperti seruan naluri yg berseru. "Lakukanlah begini supaya kamu menjadi begini!" Tampaknya itu adalah bisikan dan pemeliharaan Jibril kepada anak itu.
Tak pelak lagi, ia bisa menjalani kehidupan primitif yg menyenangkan seolah-olah Robinson Crusoe dalam petualangannya. Bahkan boleh jadi, pengarang novel Robinson Crusoe memperoleh inspirasi kisahnya itu dari warisan liberatur orang Arab dan umat Islam, bahkan dari musuh mereka sekalipun. Atau, ia bagaikan Fairuz kecil di pulau emas yg menakjubkan.
Mulailah sang anak ajaib berjalan-jalan melancong di sekitar pulau yg didiaminya itu, meskipun diliputi rasa kagum dan terasing, disertai rasa khawatir dan selalu waspada. Ia mencoba memberanikan diri dan maju terus pantang mundur. Ia berjalan sambil sembunyi-sembunyi dan penuh hati-hati.
Pulau itu tampaknya hanya dipenuhi dengan berbagai macam burung dan beragam binatang, ia merasa bahwa dirinya adalah penguasa pulau itu. Tak ada satu binatang buas dan jahat pun di pulau itu selain beberapa ujar yg merayap dari lautan menuju kesana. Bahkan pada suat hari dalam perjalanannya, ia dikejutkan oleh seekor binatang besar, berbulu sangat tebal, dan mempunyai dua mata menonjol seperti mata sapi. Tiba-tiba binatang itu berbicara kepadanya dengan bahasa yg dapat dipahaminya secara baik. Binatang itu berkata, "Engkau adalah seorang anak yg diselamatkan oleh Allah dari gempa dahsyat ketika bumi terjungkir yg terjadi di negeri Samirah. Engkau dibawa oleh malaikat agung yakni Jibril. Ia membawamu kesini. Dan ia juga yg mengurus makan dan minummu. Oleh karena itu, janganlah engkau mengkhianati janjimu dengan Allah. Sebab pada hati setiap anak Adam telah tertanam ketundukan kepada Allah dan keimanan kepada-Nya selama ia masih didalam fitrah kesuciannya. Karenanya, engkau sendiri harus menjadi Muslim dan Mukmin yg yakin dan taat kepada Tuhan Pencipta alam ini. Dia-lah Tuhan Yg Maha Esa."
kemudian binatang besar itu memberi isyarat kepadanya agar mengikutinya menuju sebuah panel batu. Disitu tertera dalam bahasa Arab fasih. Ia mengajarinya huruf demi huruf, dan ia pun menirukannya. Lalu binatang besar itu memberi isyarat kepadanya untuk mengikutinya lagi menuju berbagai panel batu lainnya. Panel-panel itu bertuliskan kata-kata sebagai berikut:
Pertama: "La ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah)."
Kedua: "Allahu Wahid la Syarika lahu (Allah Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya)."
Ketiga: "Engkau diurus oleh Jibril. Karena itu, janganlah kamu mengkhianati janjimu dengan Allah."
Keempat: "Hanya engkau saja di pulau ini."
Kelima: "Makanlah dan nikmatilah makanan dari rezeki Allah ini sesuai dengan kehendakmu. Tidurlah sesukamu. Sembahlah Allah dalam berbagai keadaanmu dengan tasbih-tasbih keesaan kepada-Nya, yakni shalat yg diwajibkan kepadamu. Allah-lah sang Raja. Allah-lah Maha Esa. Dia tidak berayah dan tidak pula mempunyai anak. Allah-lah Tuhan yg Maha Besar. Allah-lah yg Maha Agung. Dan Allah-lah yg Maha Raja."
Keenam: "Jadilah engkau anak masa kini, wahai anak kecil. Janganlah engkau menjadi anak masa lalu di pulau ini pada zaman apa pun."
Ketujuh: "Tidak ada kitab bagimu kecuali apa yg dibawa kepadamu oleh seorang Nabi terakhir, Nabi Muhammad saw. yg datang menjelang akhir zaman. Jika engkau mengimaninya, maka engkau adalah manusia masa depan yg beriman dan mempunyai keyakinan kepada Allah. Tetapi jika engkau mengingkari-Nya, maka engkau adalah manusia masa depan yg dijanjikan akan mendapatkan siksaan Allah SWT. Sesungguhnya, engkau berada diantara dua nabi yg berserah diri kepada Allah dan sebenarnya semua nabi berserah diri kepada Allah. Jika engkau beriman dan yakin kepada apa yg kami imani dan yakini, maka Allah akan memudahkanmu untuk mengmengimani penutup para nabi yg terdahulu dan pengganti nabi yg telah wafat. Ia bernama muhammad Al-Amin. Ia akan lahir sebagai Nabi dan Rasul di tengah-tengah kaum yg buta huruf. Ia berhijrah ke tempat yg banyak ditumbuhi pohon kurma, dan banyak mata air dan sumur tawarnya dengan tanah subur. Jika engkau mendustakan nabi yg mendahului Muhammad, maka Allah akan menutup hatimu dengan tabir rain yg hitam. Hatimu menjadi hitam terkena sedikit warna putih dan bondong kepada kejelekan bagaikan kendi penuh dengan lumpuh diatas cermin terang. Akibatnya, hatimu tidak dapat melihat cahaya, dan akalmu hanya melihat dirimu sendiri saja seperti Iblis, semoga laknat Allah ditimpakan atasnya, yg mendiami Segitiga Bermuda yg lama itu dan engkau pun menjadi teman akrabnya. Betapa jelek seseorang yg ditemani makhluk terkutuk dan dijauhkan dari rahmat Allah SWT, yg dibiarkan saja sampai suatu masa di suatu negeri, yakni di suatu lautan yg penuh hembusan angin kelak ketika Allah SWT tidak lagi menyayangi orang-orang yg terusir dari rahmat-Nya. Jadilah engkau wahai anak istimewa yg diurus dan dibimbing oleh malaikat agung sebagai mukmin yg mempercayai eksistensi Allah dan malaikat-Nya serta Rasul-Nya. Jika tidak, engkau ada dalam bahaya dan dimasukkan kedalam penjara seribu tahun lamanya. Yg memperingatkanmu dan yg menggembirakanmu di dalam penjara adalah seorang Arab Makkah yg mendustakan Nabi yg jujur itu. Tempat hijrahnya adalah tanah-tanah subur yg banyak ditumbuhi pepohonan dan juga pohon kurma. Engkau akan berjasa pada hari ketika tiba musimnya memetik kurma di negeri tempat di-isra'-kan dan di-mi'raj-kannya Nabi dari bangsa Arab itu. Ada banyak air melimpah yg mengalir dan meresap ke dalam tanah di dataran tinggi dan di tanah Thabariyyah. Haram atas dirimu memasuki kota Makkah yg dimuliakan Allah Tuhan semesta akan pada siang harinya. Engkau tidak boleh memasuki tanah mana pun yg subur kecuali tanah Uhud. Uhud adalah gunung yg mencintai Allah dan Allah pun mencintainya. Engkau juga tidak boleh memasuki negeri Quds tempat isra' dan mi'raj-nya Nabi yg paling akhir. Ini adalah ilmu Allah untukmu yg ditulis oleh Jibril, pembawa wahyu (amin al-wahi) dan ia meninggalkan bekas untukmu disamping batu besar berupa cincin dari Jibril utusan Allah Tuhan Semesta alam!".
Anak itu kemudia melihat sisi batu besar ketujuh yg paling besar diantara batu-batu besar lainnya yg menjadi batu tulis. Disitu ia menemukan sepotong batu yg indah warnanya. Ada juga tanah berwarna seperti tinta yg digunakan Jibril untuk menulis. Pada potongan batu itu terdapat peringatan Allah SWT yg berbunyi: "Dan tidaklah Kami menyiksa sehingga Kami sehingga kami mengutus seorang rasul (Q.S. Al-Isra', 17:15)". Ini adalah sebuah tanda dan isyarat bahwa tanah tersebut bukan berasal dari pulau itu. Bahkan, tampaknya tanah itu bukan dari belahan bumi manapun. Hanya Allah saja yg lebih mengetahui yg paling benar. Tinta antik itu menyisakan kira-kira lima mud di telapak tangan anak itu. Meski begitu, ukurannya tidak sebanding dengan tiga telapak tangan laki-laki biasa diantara kita.
Hewan besar yg ada bersamanya itu mulai menerangkan makna dari tulisan itu, dan bahwa ia diberi kebebasan untuk memilih apakah di masa mendatang ia menjadi orang baik-baik atau menjadi orang jahat. Jika ia menjadi orang baik, maka ia akan menjadi seorang laki-laki biasa dan raja yg beruntung. Tetapi jika ia memilih menjadi orang jahat, maka ia akan menjadi seseorang yg mengaku-aku sebagai tuhan yg berkuasa dengan kerajaan atau kekuasaan sewenang-wenang atas alam jin kafir dan setan, dan mereka adalah makhluk ciptaan Allah. Ia akan menjadi raja yg menguasai alam manusia, sedang engkau termasuk salah satu dari mereka. Ia akan memerintah, tetapi hanya menjadi raja dalam waktu relatif singkat saja. Ihwal kepudahannya hanya Allah saja yg tahu. Sebab, segala sesuatu ditentukan oleh akhirnya. Dan tak ada yg mengetahui kesudahan segala sesuatu kecuali Allah SWT.
Selanjutnya anak itu bertanya kepada binatan besar itu. Ia bertanya; "Kalau begitu, siapakah engkau sebenarnya? Dan siapakah yg mengajarimu bisa berbicara dan menjelaskan sehingga engkau layaknya seperti manusia?"
Binatang besar itu menjawab: "Aku memang seekor binatang yg diciptakan dan diperintahkan untuk berbuat demikian dan hendak berada disini bersamamu. Jibril malaikat terpercaya itu akan membawamu dari hutan di penghujung dunia nanti. Hanya engkau saja satu-satunya orang yg hidup dari suatu keturunan subur yg telah hancur. Aku juga bertugas menjaga dan memeliharamu ketika Jibril tidak ada. Aku diperintahkan untuk berdiam disini, di pulau ini bersamamu sehingga engkau menentukan pilihan hidupmu. Ajalku di sini bersama dengan keluarnya engkau menuju pilihanmu."
Binatang itu memberitahukannya bahwa ia diperintahkan untuk berbicara dengannya. Kemudian setelah itu ia diam membisu dan hanya mengeluarkan suara binatang sebagaimana lazimnya. Ia tidak akan berbicara untuk kedua kalinya kecuali jika masa keluarnya anak ajaib dari pulau tersebut di akhir zaman telah mendekat. Adapun pada masa-masa diantara itu, maka itu termasuk keadaan-keadaan yg hanya diketahui oleh Allah. Mungkin saja ketika ketika itu aku berbicara denganmu. Jadi, sesuatu yg gaib tidak dapat diketahui oleh semua makhluk. Ketahuilah bahwa apa yg dikatakan sekarang ini adalah wasiat-wasiat dari malaikat Jibril yg terpercaya itu.
Disini, mulailah lidah binatang itu terdiam dan kembali seperti semula. Ia bernama Jassasah (yg terus-menerus menata-matai), karena ia mencari berita dan memberitahukannya kepada anak itu. Hal ini dilakukannya demi kepentingan atau kemaslahatan anak itu. Ia bukan saja sebagai Jassah (tulang mencari berita dan memberitahukan), melainkan juga jassasah (yg selalu menari berita dan memberitahukannya). Hal ini sesuai dengan tugas binatang itu untuk mendapatkan dan memberitahukan berbagai hal dan berita kepadanya, bukan sekedar suatu berita. Semua berita yg dibawanya sangat menakjubkan dan mengagumkan serta mempunyai peranan sangat penting, disamping terwujud atau tercipta dalam keadaan yg ganjil. Maha suci Allah yg jika berkehendak, melaksanakan kehendak-Nya. Jika Dia mempunyai kemauan, maka tak ada sesuatu bisa menolaknya. Jika Dia menentukan hukum, maka tak ada sesuatu pun bisa menentang-Nya. Mahasuci Dia dan Mahaluhur dari apa yg mereka sekutukan.
Semua yg penulis (Muhammad Isa Dawud) kemukakan di bawah judul "Ketika Manuskrip Berbicara" adalah ringkasan dari apa yg tertulis pada berbagai manuskrip peninggalan (orang-orang terdahulu) yg beliau dapatkan di dalam bangunan bawah tanah milik para petani Palestina. Manuskrip-manuskrip itu tertulis dengan huruf Aram lama yg berumur sekitar empat abad sebelum diutusnya Nabi Musa. Tampaknya, ini adalah apa yg didiktekan oleh Nabi Ibrahim di lembah Quds (Palestina) yg sebagian besarnya merupakan bagian dari apa yg diwahyukan oleh Allah, Tuhan semesta alam, (kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa) berkenaan dengan kehidupan akhirat dan dunia. Hanya Allah yg lebih mengetahui. Disamping itu, manuskrip tersebut menuturkan fitnah yg sangat besar. Sementara itu, yg menulis manuskrip-manuskrip pada daun semacam kurma atau seperti lembaran papirus yg dibuat sebagai kertas itu adalah seseorang yg dikenal dengan nama Azad bin Harim bin Shafur. Ia sendiri pernah bertemu dengan Nabi Ibrahim, bahkan menanyakan kepadanya ihwal seorang laki-laki yg disebut Dajjal yg sangat membahayakan itu. Semua Nabi diperintahkan Allah untuk memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal. Menurut pengakuannya, ia adalah orang yg paling banyak bertanya mengenai hal itu kepada Nabi Ibrahim dan paling banyak bergaul dengan beliau ketika berada di negerinya.
Manuskrip-manuskrip itu di wariskan secara turun-temurun oleh anak cucunya. Mereka pun memperbarui tulisannya dengan bahasa Aram hingga masa kenabian Nabi 'Isa al-Masih. Kemudian manuskrip-manuskrip itu di sembunyikkan oleh cicit-cicit dari cucu Azad. Ketika mereka bertanya kepada Nabi 'Isa al-Masih mengenai apa yg diberitakan Nabi Ibrahim, beliau pun menguatkannya. Allah SWT juga mewahyukan kepada Nabi 'Isa untuk memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal yg mengaku sebagai tuhan dan minta disembah itu.
Dengan kehendak Allah SWT, ada petani palestina yg menemukan manuskrip-manuskrip dan surat-surat itu. Kemudian barang-barang berharga itu diserahkan kepada seorang alim yg saleh di Quds (Palestina). Ia memberitahukan kepada penulis kandungan manuskrip-manuskrip itu setelah terbuka mantera-mantera dan ungkapan-ungkapannya. Sebab, ia memang ahli dalam bidang ukiran atau tulisan Aram dahulu, dan juga ahli dalam berbagai bahasa yg sudah tidak digunakan lagi. Ia selalu menjaga manuskrip-manuskrip itu didalam bangunan bawah tanah rumahnya yg sudah tua di Quds (Palestina). Nama samaranya adalah Abu Basil ''Izzuddin Nur. Mana dan gelar sesungguhnya hanya diketahui oleh Allah SWT yg Maha Mengetahui.
Penulis sendiri membenarkan apa yg disebutkanya itu. Nabi Nuh yg sangat jauh dari masa kenabian Nabi Ibrahim, juga pernah memperingatkan kaumnya dari bahaya Dajjal. Jadi tidak ada alasan untuk meragukan atau menganggap aneh perkataan Nabi Ibrahim yg diterimanya dari Nabi Nuh.
Di dalam shahih Bukhari disebutkan; Telah menceritakan kepada kami 'Abdan, telah menceritakan kepada kami 'Abdullah, dari Yunus, dari as-Zuhri dari Salim, bahwa Ibn 'Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw. berdiri di hadapan orang banyak, lalu memuji dan menyanjung Allah sebagaimana biasanya. Kemudian beliau menyebut-nyebut Dajjal, 'Sungguh aku memperingatkan kamu sekalian agar berhati-hati pada Dajjal. Setiap Nabi pasti memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi, akan kuberitahukan kepada kalian tentang Dajjal yg belum pernah pernah diberitahukan seorang nabi pun kepada kaumnya. Kalian harus tahu bahwa Dajjal buta sebelah matanya, dan bahwa Allah tidak buta sebelah mata-Nya."
Wallahu a'lam bis shawab.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment