Thursday, September 1, 2016

Untuk Ayah Tercinta, Aku Ingin Bernyanyi Walau Air Mata Di Pipiku…

Papa: Dek, ini hape-nya papa kenapa ya kok nggak bisa buat buka facebook?

Kamu: Ini passwordnya apa emang?

Papa: Duh, apa ya?

Kamu: Yach… Papa gimana sih… Ya udah deh nggak usah facebook-an, lagian buat apa juga sih?!

Papa: Papa kan mau ngecek grup angkatan SMA-nya Papa, Dek…

Kamu: Udah SMS aja temennya, daripada repot-repot!


Pernah nggak sih kamu merasa kesal dgn ayah yg nanya-nanya terus padahal kamu sudah menjelaskannya berkali-kali? Semakin kamu tumbuh besar, kamu menjadi semakin kuat. Sementara, ayahmu tampak semakin lelah. Ayah yang dulu kamu kenal sebagai pria terkuat, kini mengingat saja sulit. Kadang kamu lupa bahwa ayahmu sudah tua dan kamu kesal dengan segala tentangnya yang mulai melambat.

Kamu kesal dgn pertanyaan-pertanyaannya yang terus berulang meski kamu telah menjawabnya. Kamu tak pernah sadar, bahwa ketika kamu kecil kamu kerap melakukan hal serupa.


Video singkat ini akan membuatmu sadar bahwa kamu sering lupa dengan hal-hal sederhana yang telah dihadirkan oleh ayahmu. Dalam video berdurasi dua menit lebih lima puluh tujuh detik ini, diceritakan seorang ayah yang sudah berumur sedang duduk di taman bersama seorang anak laki-lakinya yang telah beranjak dewasa. Ayah tersebut mendengar suara dari semak-semak dan bertanya pada anaknya,

“Apa itu nak?”

dan anaknya menjawab,

“Burung gereja…”

Sang ayah terus bertanya dengan pertanyaan yang sama. Si Anak menjawab berkali-kali dengan nada yang makin lama makin tinggi. Sampai pada akhirnya, si anak geram dan berteriak. Mengetahui anaknya marah, si ayah lalu pergi masuk ke dalam rumah. Tak lama, sang ayah datang dengan membawa sebuah buku harian. Sang ayah meminta si anak untuk membacanya keras-keras.

“Hari ini anak bungsuku yang baru saja berumur tiga tahun sedang duduk di taman bersamaku, manakala seekor burung gereja datang dan hinggap di depan kita berdua. Anakku bertanya 21 kali, papa itu apa? Aku pun senantiasa menjawab 21 kali, bahwa itu adalah seekor burung gereja. Saya peluk dia setiap kali dia menanyakan hal yang sama berulang kali tanpa marah sedikit pun, aku berikan kasih sayang padanya…”

Masih terlalu muda untukmu menyadari peran-peran sederhana ayahmu dulu, foto ini bisa mengingatkanmu.

Sebuah foto yg menyentuh menggegerkan dunia maya. Foto tersebut menggambarkan seorang lelaki dewasa dengan pakaian kantoran yang tengah basah kuyup sedang memayungi seorang anak laki-laki. ‘Dad’ begitulah judul foto yang mendapat banyak komentar di dunia maya. Entah siapa lelaki dan seorang anak tersebut yang jelas foto itu seolah mengingatkan bahwa orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tak peduli seberapa beratnya, seorang ayah selalu berusaha untuk melindungi anaknya. Sayangnya, sewaktu ayahmu berkorban, kamu belum paham karena masih terlalu kecil atau beliau memang tak mau menunjukkan pengorbanannya kepadamu. Sehingga yang terjadi, ketika kamu beranjak dewasa kamu lupa bahwa kamu pernah menjadi mahkluk lemah, ringkih, tak berdaya dan ayahmu selalu menjadi pelindungmu.

Jangan pernah sebal jika kini ayahmu sering rewel memintamu ini itu, ketika kecil dulu kamu lebih resek dari pada itu.

Pahami saat kini ayah mulai lanjut usia via www.teenlife.com

Masih ingat kah kamu ketika kecil, kamu sering merengek meminta diajak jalan-jalan padahal ayahmu baru saja pulang dari bekerja? Ketika banyak permintaan dan pertanyaan yang kamu tujukan kepada ayah dan tanpa letih dia selalu berusaha memenuhinya untukmu. Saat ini, pria yang selalu menjagamu itu mungkin tak setegap dulu. Kadang, dia justru menjadi orang menyebalkan ketika semua permintaannya harus dituruti. Persis, seperti ketika kamu kecil dulu: banyak bertanya, pelupa, atau merengek minta sesuatu.

kamu: Pak, makan dulu yuk… Ini aku sudah bawain nasi goreng kesukaan Bapak…

bapak: Yaach… Kok nasi goreng sih? Bapak kan lagi pingin nasi padang. Kamu beliin ya…

kamu: Duh, udah malem nih, Pak… capek ah!

Jika kamu masih bisa mendengar ayahmu merengek dan membuatmu repot, kamu perlu bersyukur. Sebab, itu tandanya kamu masih diberi kesempatan untuk membalas segala pengorbanan yang diberikan ayahmu selama ini. Percayalah, ketika kamu kecil dulu pasti kamu lebih rewel dari pada ayahmu di hari tuanya. 

http://www.hipwee.com/

No comments:

Post a Comment